Kepolisian masih belum bisa menentukan, foto orang yang mirip Gayus Tambunan di Nusa Dua, Bali, adalah benar milik Gayus atau bukan.
Meski banyak orang yang yakin bahwa pria yang sedang menonton pertandingan tenis itu adalah sang mafia pajak.
Selama ditahan di Rutan Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Gayus adalah orang yang "murah hati".
Ia sering memberikan uang kepada para petugas yang lemah integritasnya. Bagian terbesar diterima kepala rutan yang kini jadi tersangka, Komisaris Polisi Iwan Siswanto.
Meski banyak orang yang yakin bahwa pria yang sedang menonton pertandingan tenis itu adalah sang mafia pajak.
Selama ditahan di Rutan Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Gayus adalah orang yang "murah hati".
Ia sering memberikan uang kepada para petugas yang lemah integritasnya. Bagian terbesar diterima kepala rutan yang kini jadi tersangka, Komisaris Polisi Iwan Siswanto.
Menurut pengacara Iwan, Berlin Pandiangan, tiap bulan kliennya memperoleh siraman dana Rp 100 juta dari Gayus. "Sekitar Rp 3,5 juta per minggu. Kalau bulanannya, Iwan mendapatkan Rp 100 juta dari Gayus. Petugas lapas lainnya juga mendapat jatah," jelas Berlin di Jakarta, Sabtu (13/11).
Liputan 6 juga mengabarkan, kasus Gayus menjadi tamparan bagi Kapolri baru di tengah usaha Polri untuk mengembalikan citranya. Kapolri Jendral Polisi Timur Pradopo pun diminta serius membongkar kasus kaburnya Gayus. Selain polisi, pelesir Gayus ini juga membuat kantor Menkumham menjadi sorotan masyarakat. Menteri Hukum dan Ham Patrialis Akbar berdalih, keterbatasan SDM dan anggaran membuat pihakya kesulitan mengawasi sejumlah rutan.
"Memang benar rutan itu milik Kementerian Hukum dan HAM, tapi pengelolaannya di bawah kepolisian. Demikian juga prihal pertanggungjawabannya. Karena keterbatasan SDM dan anggaran, kami belum sanggup mengelola sejumlah rutan misalnya di Mako Brimob Kelapa Dua itu," kilah Patrialis.
